Tampilkan postingan dengan label KITAB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KITAB. Tampilkan semua postingan

Download Kitab Iqdul Lul Makna Pesantren / Makna Petuk

disclaimer: KITAB INI HANYA SEBAGAI REFERENSI, ANDA TETAP WAJIB MEMBELI BUKU ASLINYA DI TOKO BUKU TERDEKAT

 Download Kitab Iqdul Lul Makna Pesantren / Makna Petuk

تحميل كتاب 
عقد اللول
في سيرة البتول للشاعر الأديب السيد محمد حسن علوي الحداد
untuk melihat kumpulan kitab makna pesantren lainnya bisa dilihat di link berikut:
DAFTAR KITAB MAKNA


TERJEMAH FIKIH WADHIH JILID 1 BAB SHOLAT

UNTUK MELIHAT TERJEMAH FIKIH WADHIH BAB LAINNYA SILAHKAN KLIK TAUTAN DIBAWAH :

 SHOLAT

    Sholat ialah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. 

Sholat-Sholat yang Diwajibkan

    Allah SWT mewajibkan atas kita 5 sholat dalam sehari semalam, yaitu: (1) Sholat Subuh (2) Sholat Dhuhur (3) Sholat Asar (4) Sholat Maghrib (5) Sholat Isya'

Download terjemah kitab Jawahirul Kalamiyah

 

Download terjemah kitab Jawahirul Kalamiyah

Kitab "Jawahirul Kalamiyah" atau juga dikenal dengan nama "Al-Jawahir Al-Kalamiyah" adalah salah satu kitab klasik yang membahas tentang disiplin ilmu Tauhid. Kitab ini memuat baik dalil aqli dan naqli tentang ketauhidan dengan ringkas. Kitab ini juga memberikan penjelasan mendalam tentang ilmu kalam, yaitu ilmu yang membahas tentang keyakinan dan teologi dalam Islam. Ilmu kalam membahas berbagai konsep dan argumen yang berkaitan dengan keberadaan Allah, sifat-sifat-Nya, dan hubungan antara manusia dan Allah.

Terjemah Fikih Wadhih Jilid 1 (bab Najis)

 Bab Najasah (Beberapa Najis)

Najis-najis diantaranya : Tai (Tinja), kencing manusia dan kotoran hewan baik yang bisa dimakan maupun tidak. Dengan istilah lain: setiap sesuatu yang keluar dari salah satu dari dua jalan (kemaluan; kubul/dubur), darah, muntah, nanah, cairan yang memabukkan, air susu hewan yang tidak bisa dimakan, anjing, babi, dan semua bangkai kecuali bangkai ikan, belalang, dan manusia.  

Perkara yang dimakfu (dimaafkan) dari golongan najis:

Tidak dimaafkan dari sesuatu najis kecuali 7 macam:

  1. darah atau nanah sedikit yang terkena pada baju atau badan
  2. hewan yang darahnya tidak mengalir seperti nyamuk yang hinggap di makanan dan mati didalamnya.
  3. najis yang tidak terlihat karena terlalu kecil/sedikit
  4. debu jalan yang najis
  5. darah bisul dari diri seseorang meskipun banyak tanpa sengaja dikeluarkan
  6. darah kutu rambut atau kutu-kutu baik sedikit atau banyak
  7. semua najis yang sulit untuk dihindari secara umum

10 HADITS TENTANG KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA

 10 HADITS TENTANG KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA

(seri Terjemah Kitab Lubabul Hadits)

  • Nabi  Muhammad  SAW  berkata kepada  Ibnu  Mas`ud r.a "Ya  Ibnu  Mas`ud, dudukmu (walaupun sebentar) di majlis ilmu, walaupun tanpa memegang pena dan menulis satu huruf pun adalah lebih bagus dari pada memerdekakan 1000 raqabah (budak), pandanganmu terhadap orang alim lebih bagus daripada 1000 kuda yang kamu sedekahkan di jalan Allah (sabilillah), salam-mu kepada orang alim lebih bagus daripada ibadah 1000 tahun".

Download Kitab Karomatu Syeikh Abdul Qodir Al Jailani makna pesantren


Download Kitab Karomatu Syeikh Abdul Qodir Al Jailani makna pesantren

Karomah adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada fenomena atau kejadian yang dianggap ajaib atau diluar nalar manusia biasa. Istilah ini sering digunakan dalam konteks keagamaan atau mistis di Indonesia. Berikut adalah beberapa poin yang dapat saya jelaskan terkait dengan karomah:

  1. Definisi: Karomah adalah kejadian atau kemampuan yang dianggap luar biasa dan dianggap berasal dari kekuatan spiritual atau keberkahan yang diberikan oleh Tuhan kepada seseorang.
  2. Konsep dalam Islam: Dalam konteks Islam, karomah merujuk pada tanda keagungan atau keberkahan yang diberikan oleh Allah kepada para wali atau orang-orang saleh. Karomah dianggap sebagai bentuk pengakuan atau keistimewaan dari Allah.

DOWNLOAD KITAB MAQOSIDUS SHOUM MAKNA JAWA PESANTREN (PETHUK)

 DOWNLOAD KITAB MAQOSIDUS SHOUM MAKNA JAWA PESANTREN (PETHUK)

مقاصد الصوم



Nama Kitab        : مقاصد الصوم
Keterangan         : Makna Jawa Pesantren
DOWNLOAD  (GDRIVE)
atau
DOWNLOAD (mediafire)

TERJEMAH KITAB DARDIR (KISAH ISRO' DAN MI'ROJ)

TERJEMAH KITAB DARDIR KISAH ISRO' DAN MI'ROJ

Download silahkan Klik Link dibawah ini:

DOWNLOAD

Download terjemah Kitab Dardir DOWNLOAD  Cuplikan:  Pada suatu ketika, saat malam telah tiba. Kerlap-kerlip bintang di langit ce...

Download kitab syarah ibnu aqil

Kitab syarah ibnu aqil adalah kitab syarah dari syarah kitab alfiyah ibnu malik. Bagi santri di kalangan pesantren tentu tidak asing deng kitab Alfiyah Ibnu Malik yang berupakan kitab gramatikal Bahasa Arab yaitu Nahwu dan Shorof. 
Kitab Ailfiyah disusun oleh imam ibnu malik beruba bait bait syair sehingga dapat memudahkan para pelajar nahwu dan shorof dalam menguasai fan tersebut. 
DOWNLOAD KITAB SYARAH IBNU AQIL SYARAH ALFIYAH IBNU MALIK
JUZ 1    DOWNLOAD
JUZ 2    DOWNLOAD
JUZ 3    DOWNLOAD
JUZ 4    DOWNLOAD

DOWNLOAD SYI'IR TERJEMAH MATAN JURUMIYAH

Berikut ini adalah syi'ir terjemah Kitab Matan Al Jurumiyah yang bisa anda download secara gratis melalui link di bawah ini semoga bermanfaat.

Rangkuman Terjemah kitab Imrithi

RANGKUMAN IMRITI

 Oleh Ustad Moh. Ilham

NADHOM 1,2,3

1.Segala puji bagi Allah yang benar-benar telah memberi pertolongan pada manusia selaku makhluq terbaik, berupa ilmu syariat dan taqwa kepada Allah.

2.Sehingga hati mereka sangat bermaksud untuk memuji Allah,namun melihat keagungan dzat Allah dan hakikatnya maka hati mereka tidak mampu meliputi dzat allah dengan sempurna.

3.dan dengan pertolongan Allah maka hati para makhluq dapat bercampur dengan arti dhomir syaan, yaitu kalimat tauhid LAILAHA ILLALLAH. Sehingga hatinya makhluq tadi bisa sampai pada makam mahabbah (cinta kepada Allah ) yang diserupakan dengan minum-minuman keras yang di iringi lagu-lagu dan musik.

Keterangan :

اَلصَّرفُ اَمُّ الْعُلُوْمِ وَالنَّحْوُ اَبُوْهَا

 Artinya : ilmu shorof merupakan ibunya semua ilmu,adapun ilmu nahwu adalah ayahnya semua ilmu.

 NADHOM 4,5

4.5 pengarang kitab ini memohon kepada Allah, semoga Alllah memberikan anugrah rahmat ta’dhim,salam kepada nabi Muhammad SAW,beserta keluarga dan sahabatnya yaitu orang-orang yang menetapkan ma’na dari Alqur’an dengan menggunakan i’rob (kaidah bahasa arab )

Keterangan.

Kitab nahwu yang kita pelajari adalah kitab atau nadlom imriti.

Pengarang kitab imriti yaitu Syeh Syarofudin bin yahya Al imriti.

 

NADHOM 6

.Adapun setelah membaca bismillah,hamdalah,sholawat dan salam ketahuilah bahwa kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Jurmiyah. Jadi nadhom imriti ini lebih ringkas dari kitab asalnya (jurmiyah) dengan harapan agar mudah dalam menghafalkannya.

 

NADHOM 7,8

.Adapun menghafalkan kaidah bahasa arab itu sangat dianjurkan bagi orang islam,agar mereka mengerti makna dari Alquran dan Hadits, yang keduanya mempunyai makna yang rumit,oleh karena itu pengarang kitab ini membuat nadhom imrithi yang menerangkan tentang kaidah bahasa arab.

 

NADHOM 9

.Ilmu nahwu adalah ilmu yang harus dimengerti terlebih dahulu,karena lafadz bahasa arab itu tidak bisa di fahami kecuali dengan menggunakan ilmu nahwu.

 

NADHOM 10,11

.Adapun kitab kecil yang membahas tentang ilmu nahwu yang paling baik adalah kitab jurmiyah yang dikarang oleh Syeh Muhammad bin Daud Assonhaji.

.Kitab jurmiyah itu hanya satu kuras,isinya ringan dan mudah difaham.

.disebut jurmiyah karena pengarangnya merupakan ahli tasawuf,yang waktu itu disebut Ajurum.

 

NADHOM 12

.Banyak orang-orang Alim yang mengambil manfaat ilmu dari kitab jurmiyah,padahal mereka mengerti bahwa kitab jurmiyah bentuknya kecil. Dan sebab itulah saya membuat nadhom Imrithi dari kitab jurmiyah.

 

NADHOM 13

.Kitab nadhom ini(imrithi) adalah kitab yang bagus dan mengikuti kitab aslinya (jurmiyah) dalam memudahkan orang yang belajar ilmu nahwu pertama kali.

 

NADHOM 14,15

.Saya (pengarang) membuang bagian dari isi kitab yang saya anggap tidak perlu dan tidak di butuhkan,dan saya menambahkan faidah yang dibutuhkan oleh orang yang belajar. Serta menyempurnakan babnya sebagaimana yang dikemukakan oleh ulama nahwu dalam kitabnya. Jadi nadlom ini mirip dengan sebuah kitab sarah bagi kitab jurmiyah.-

NADHOM 16,17

.Saya diminta oleh para sahabatku yang bersungguh-sungguh dan faham serta mengerti semua perkataanku.

. Orang yang mencari ilmu itu harus mempunyai i’tikad yang kuat,karena tinggi rendahnya derajat seseorang itu tergantung pada i’tikadnya,dan seseorang yang tidak mempunyai keyakinan dan keteguhan dalam hati maka dia tidak akan mendapat manfaat atas perkara yang ditujunya.

  

NADHOM 18,19

. Dan saya memohon kepada Allah semoga Allah menyelamatkan saya dari sifat riya’ dalam semua hal, dan semoga Allah melipatgandakan pahala dari amal kebaikan saya,serta memberikan manfaat atas ilmu dalam nadhom ini kepada siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam menghafalkan dan memahami kitab nadhom ini.

 

BAB KALAM

NADHOM 20

.Menurut ulama’ ahli nahwu Kalam adalah : Lafadz yang berfaidah dan disandarkan pada kalimat lain.

contoh ... زَيْدٌ عَمْرًا نَصَرَ 

.Kalimat adalah : Lafadz yang berfaidah dan mufrod (sendirian) seperti contoh , زَيْدٌ , اِلَى      نَصَرَ 

.Lafadz adalah : perkataan bahasa Arab. Seperti contoh ..., زَيْدٌ , اِلَى      نَصَرَ  .

Mufid adalah : lafadz yang berfaidah dan mempunyai arti seperti contoh ... , زَيْدٌ , اِلَى      نَصَر

.Musnad adalah : menyandarkan atau mengumpulkan kalimat satu dengan kalimat yang lain agar berfaidah seperti contoh .. زَيْدٌ عَمْرًا نَصَرَ 

.Mufrod adalah : lafadz yang sendirian dan tidak disandarkan pada lafadz lain seperti contoh . , زَيْدٌ , اِلَى   نَصَرَ 

 

NADHOM 21

.Kalimat itu terbagi menjadi 3.

 .1. kalimat Isim adalah : kalimat yang menunujukkan arti benda dan nama sesuatu seperti contoh  كِتِابٌ ,زَيْدٌ

.2.kalimat Fiil adalah : kalimat yang menunjukkan arti pekerjaan dan bersamaan dengan zaman (waktu) seperti contoh .....نَصَرَ ,يَنْصُرُ

.3.kalimat Huruf adalah : kalimat yang tidak sempurna artinya kecuali jika disandarkan pada kalimat lain. Seperti contoh ....مَنْ ,اِلَى ,فِى

NADHOM 22

.Qoul adalah : lafadz yang berfaidah atau mempunyai arti (mufid) secara mutlak,baik dalam bentuk mufrod atau murokkab,baik bentuk musnad atau tidak,baik terdiri dari tiga lafadz atau hanya dua lafadz.

Qoul itu bisa mencakup kalam,kalimat dan kalim ,artinya kalam,kalimat dan kalim itu juga bisa disebut dengan Qoul.

NADHOM 23

.Tanda –tanda kalimat isim itu ada 4 :

1.     Tanwin                      contoh  .... كِتِابٌ ,زَيْدٌ

2.     I’rob khofdz atau jer contoh ...اَمَامَ الْمَدْرَسَةِ

3.     Kemasukan huruf Khofdz (huruf jer ) contoh .....فِى الْبَيْتِ

4.     Adanya huruf Alif dan lam (  ).          contoh ....اَلْحَمْدُ , اَلْقَمَرُ

 

NADHOM 24,25

.Kalimat fiil itu bisa diketahui dengan salah satu dari beberapa tanda berikut :

   1.masuknya Qod contoh .......قَدْ قَامَتِ الصّلاةُ

   2.masuknya Sin  contoh  ........سَيَقُوْلُ زَيْدٌ

   3.bertemu dengan ta ta’nis sakinah contoh .....ضَرَبَتْ هِنْدٌ زَيْنَبَ

.Ta’ ta’nis sakinah adalah : ta’ yang berharokat sukun pada akhir fiil madhi yang mengandung arti muannas serta tidak hadir dalam majlis pembicaraan.

   4.bertemu dengan Ta’ fail contoh ....ضَرَبْتُ زَيْداً

   5.bertemu dengan nun taukid contoh ......اِضْرِبَنَّ

   6.bertemu dengan ya muannas mukhotobah contoh ......اِفْعِلِى

 

NADHOM 26

.Tanda-tanda dari kalimat Huruf adalah tidak bisa dimasuki tanda kalimat isim dan tanda kalimat fiil.

.jadi kalimat yang tidak bisa dimasuki tanda dari kalimat isim dan tanda kalimat fiil itu disebut dengan kalimat huruf. Seperti contoh ... مَنْ ,اِلَى ,فِى

 

BAB I’ROB

.NADHOM 27

.I’rob adalah : perubahan bentuk yang ada diakhir kalimat karena adanya a’mil yang masuk dalam kalimat tersebut.

.I’rob itu terbagi menjadi 2 macam.yaitu :

   1.I’rob lafdzi adalah : suatu perkara (perubahan) yang bisa ditemui dalam lafadznya sebuah kalimat.

            Seperti contoh .....جَاءَ زَيْدٌ    (رفع)      

                                 رَاَيْتُ زَيْدًا   (نصب)                                               

مَرَرْتُ بِزَيْدٍ   (جير)                                               

   2.I’rob ma’nawi adalah : suatu perkara (perubahan) yang tidak bisa ditemui dalam lafadznya sebuah kalimat.

            Seperti contoh .....جَاءَ الْفَتَى     (رفع)        

                                 رَاَيْتُ الْفَتَى    (نصب)                                                

مَرَرْتُ بِالْفَتَى     (جير)                                                

 

NADHOM 28

. I’rob itu dibagi menjadi 4 macam,yaitu :

   1.I’rob rafa’,     alamat aslinya dhommah.

   2.I’rob nashob, alamat aslinya fathah.

   3.I’rob jer,        alamat aslinya kasroh.

   4.I’rob jazem,   alamat aslinya sukun.

 

NADHOM 29

.Keempat I’rob diatas itu bisa masuk pada kalimat isim kecuali I’rob jazem.

.keempat i’rob di atas itu bisa masuk pada kalimat fiil kecuali i’rob jer (khofd)

.I’rob yang masuk pada kalimat isim adalah i’rob rafa’ , i’rob nashob dan i’rob jer.

.I’rob yang masuk pada kalimat fiil adalah i’rob rafa’ , i’rob nashob dan i’rob jazem.

.I’rob rafa’ dan i’rob nashob itu bisa masuk pada kalimat isim dan kalimat fiil.

.I’rob jer itu hanya bisa masuk pada kalimat isim.

.I’rob jazem itu hanya bisa masuk pada kalimat fiil.

 

NADHOM 30

.Isim itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

   1.isim mu’rob

   2.isim mabni

Isim mu’rob adalah : isim yang menerima perubahan disebabkan adanya amil yang masuk padanya.

            Seperti contoh .....جَاءَ زَيْدٌ    (رفع)     

                                 رَاَيْتُ زَيْدًا   (نصب)                                               

مَرَرْتُ بِزَيْدٍ   (جير)                                               

Isim mabni adalah : isim yang tidak menerima perubahan dan selalu tetap dalam semua tingkah.

Kalimat isim yang tidak menyerupai dengan kalimat huruf,maka kalimat isim tersebut pasti mu’rob.

Kalimat isim yang menyerupai kalimat huruf maka kalimat isim tersebut dihukumi mabni ,seperti isim dhomir.

Contoh  ...هُوَ , هِيَ

Isim dlomir itu dihukumi mabni karena menyerupai kalimat huruf (huruf jer)

NADHOM 31

Setiap kalimat selain kalimat isim (fiil dan huruf) itu pasti mabni.

Fiil mudhori’ yang bertemu dengan nun taukid dan nun jamak niswah itu dihukumi mabni.

Fiil mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun taukid dan nun jamak niswah maka dihukumi mu’rob.

 

 

TANDA-TANDA I’ROB RAFA’

NADHOM 32

Tanda-tanda i’rob rafa’ itu ada 4. Yaitu :

   1.dhommah

   2.wawu

   3.alif

   4.tetapnya nun  (   ثُبُتُ النُّوْنْ   )

 

NADHOM 33,34

Dhommah menjadi alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada 4 tempat. Yaitu :

   1.isim mufrod  contoh .... جَاءَ زَيْدٌ   

   2.jamak taksir  contoh .....     جَاءَ رِجَالٌ 

   3.jamak muannas salim  contoh ....جَاءَ الْمُسْلِمَاتُ

   4.fill mudhori’ yang tidak kemasukan amil nawasib dan amil jawazim,serta tidak bertemu dengan sesuatu (alif tasniyah,wawu jamak dan ya muannas mukhotobah ) contoh .... ,يَنْصُرُ , يَضْرِبُ

 

NADHOM 35,36,37

Huruf wawu menjadi alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada 2 tempat.yaitu :

   1.jamak mudzakar salim  contoh .جَاءَالْمُسْلِمُوْنَ   

   2.asmaul khomsah contoh .جَاءَ اَبُوْكَ ,جَاءَ اَخُوْكَ

Keterangan :

Asmaul khomsah adalah : isim-isim tertentu yang jumlahnya ada 5 yaitu  ..اَبٌ , اَخٌ , حَمٌ , فُوْ , ذُوْ

Mufrod   artinya : satu

Tasniyah artinya : dua

Jamak      artinya : banyak (tiga ke atas..)

.jamak itu ada 3 macam,yaitu :

   1.mudzakar salim (laki-laki)

   2.muannas salim  (perempuan)

   3.jamak taksir (tidak laki-laki dan tidak perempuan)

NADHOM 38,39,40

Alif menjadi alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada 1 tempat yaitu :

1. isim tasniyah seperti contoh : ....جَاءَ الزَّيْدَانِ

Tetapnya nun (  ثُبُوْتُ النُّوْنْ  ) menjadi alamat i’rob rafa’ itu bertempat pada Afalul khomsah (fiil mudhori’ yang akhirnya bertemu dengan alif tasniyah,wawu jamak dan ya’ muannas mukhotobah)

Afa’lul khomsah adalah : Fiil mudhori’ yang akhirnya bertemu dengan alif tasniyah,wawu jamak dan ya muannas mukhotobah.

Adapun jumlahnya ada 5 yaitu : ..يَفْعَلاَنِ , تَفْعَلاَنِ , يَفْعَلُوْنَ ,تَفْعَلُوْنَ , تَفْعَلِيْنَ

 

BAB TANDA-TANDA I’ROB NASHOB

NADHOM 41

Tanda-tanda i’rob nashob itu ada 5. Yaitu :

   1.fatkhah

   2.alif

   3.kasroh

   4.ya

   5.membuang nun ( حَذْفُ النُّونْ      )

 

NADHOM 42

Setiap kalimat yang ketika tingkah rafa’ ditandai dengan dhommah maka ketika tingkah nashob ditandai dengan fatkhah kecuali jamak muannas salim.

Fatkhah menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada 3 tempat, yaitu :

   1.isim mufrod contoh ....رَاَيْتُ زَيْدًا

   2.jamak taksir contoh .....رَاَيْتُ رِجَالاً

   3.fiil mudhori’ yang akhirnya tidak bertemu dengan sesuatu. Contoh .... .... , اَنْ يَنْصُرَ ,اَنْ يَضْرِبَ

NADHOM 43

Alif menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada 1 tempat,yaitu Asmaul khomsah.

  Contoh  اَبَاكَ وَاَخَاكَ  ,    رَاَيْتُ

Kasroh menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada 1 tempat,yaitu Jamak muannas salim.

  Contoh : .....رَاَيْتُ الْمُسْلِمَاتِ

NADHOM 44

Ya menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada 2 tempat. Yaitu :

   1.isim tasniyah                contoh : .....رَاَيْتُ الْمُسْلِمَيْنِ

   2.jamak mudzakar salim contoh  : ...رَاَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ

 

NADHOM 45

Membuang nun( حَذْفُ النُّونْ      ) menjadi alamat i’rob nashob itu bertempat pada 1 tempat yaitu :

1.     Afa’lul khomsah. Contoh :         لَنْ يَنْصُرَا , لَنْ يَضْرِبَا

 

BAB TANDA-TANDA I’ROB JER

NADHOM 46

Tanda-tanda i’rob jer itu ada 3. Yaitu :

   1.kasroh

   2.ya

   3.fatkhah

 

NADHOM 47

Kalimat isim yang ketika tingkah rafa’ ditandai dengan dhommah itu ketika tingkah jer ditandai dengan kasroh.

Kasroh menjadi alamat i’rob jer itu bertempat pada 3 tempat, yaitu :

   1.isim mufrod                contoh  : ....مَرَرْتُ بِزَيْدٍ

   2.jamak taksir                contoh  : ....مَرَرْتُ بِرِجَالٍ

   3.jamak muannas salim contoh  : ....مَرَرْتُ بِالْمُسْلِمَاتِ

 

 NADHOM 48

Isim yang ketika tingkah nashob ditandai dengan ya’ itu ketika tingkah jer juga ditandai dengan ya’.

Ya’ menjadi alamat i’rob jer itu bertempat pada 3 tempat, yaitu :

   1.isim tasniyah                contoh : ...مَرَرْتُ بِالْمُسْلِمَيْنِ

   2.jamak mudzakar salim contoh : ... ..مَرَرْتُ بِالْمُسْلِمِيْنَ

   3.asmaul khomsah           contoh : ....مَرَرْتُ بِاَبِيْكَ وَاَخِيْكَ

 

NADHOM 49,50

Fatkhah menjadi alamat i’rob jer itu bertempat pada isim ghoiru munshorif.

Isim ghoiru munshorif adalah : isim yang tidak bisa menerima tanwin karena adanya dua illat atau satu illat yang kekuatannya sama dengan dua ilat.

Illat –illat yang bisa mencegah tanwin itu ada 9, yang terkumpul dalam nadzam.

 

...اِجْمَعْ وَزِنْ عَادِلاً  #  اَنِّثْ بِمَعْرِفَةٍ  

...رَكَّبْ وَزِدْ عُجْمَةً  #  فَالْوَصْفُ قَدْ كَمُلاً

1.صِيْغَةْ مُنْتَهَ الْجُمُوْعْ

2.وَزَنْ فِعِلْ

3.عَدَلْ

4.تَأْنِيْثْ

5.عَلَمِيَةْ

6.تَرْكِيبْ مَزْجِى

7.زِيَادَةْ اَلِفْ نُوْنْ

8.عَجَمْ

9.وَصْفِيَةْ

NADHOM 51

Dari 9 sifat diatas yang bisa mencegah tanwin dengan sendirinya itu ada 2 illat, Yaitu :

   1.alif ta’nis                        contoh : ..حُبْلَى

   2.sighot munatahal jumu’ contoh : ..مَسَاجِدَ

 

NADHOM 52,53,54

Setiap ada isim ghoiru munshorif yang dimudhofkan atau bertemu dengan Al maka hukumnya tetap munshorif,dalam arti ketika tingkah jer ditandai dengan kasroh,tidak difatkhah.

Seperti contoh .  فِى اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ , بِلْأَحْمَدِ

                                              

 

                                          TANDA-TANDA I’ROB JAZEM

NADHOM 55

Alamat i’rob jazem itu ada 2. Yaitu :

   1.sukun

   2.membuang huruf ilat atau membuang huruf nun

 

NADHOM 56

Membuang nun menjadi alamat i’rob jazem itu bertempat pada Afa’lul khomsah.

Seperti contoh :     لَمْ يَضْرِبُوْا , لَمْ يَضْرِبَا

 

NADHOM 57,58

Sukun  menjadi alamt i’rob jazem itu bertempat pada fiil mudhori’ yang akhirnya tidak bertemu dengan sesuatu dan tidak berupa huruf illat.

Seperti contoh : لَمْ يَضْرِبْ , لَمْ تَنْصُرْ

Fiil mudhori’ yang akhirnya berupa huruf illat itu ketika tingkah jazem ditandai dengan membuang huruf illat.

Seperti contoh : لَمْ يَرْمِ (يَرْمِى) , لَمْ يَغْزُ (يَغْزُو)

Huruf illat itu ada 3,yaitu : alif,wawu an ya’

NADHOM 59,60

Fiil mudhori’ yang akhirnya berupa huruf wawu atau berupa huruf ya’ itu ketika tingkah nashob ditandai dengan fatkhah yang ditulis secara jelas. Seperti contoh : لَنْ يَغْزُوَ , لَنْ يَرْمِيَ

Adapun ketika tingkah rofa’ itu ditandai dengan harokat yang dikira-kirakan.

Seperti contoh : يَغْزُوْ , يَرْمِى

 

NADHOM 61,62

Isim mu’tal akhir (isim yang akhirnya berupa huruf illat) itu ada 2 macam yaitu :

1.isim mu’tal ya’ :isim yang akhirnya berupa huruf ya’, yang disebut dengan isim manqus(اِسِمْ مَنْقُوْصْ)

   Seperti contoh :  رَاضِيْ , دَاعِيْ

2.isim mu’tal alif : isim yang akhirnya berupa huruf alif yaang disebut dengan isim maqsur. (اِسِمْ مَقْصُوْرْ)

   Seperti contoh :  مُنْتَهَىَ , مُصْطَفَى

Adapun tanda i’robnya isim manqus adalah dengan harokat muqoddaroh (harokat yang tidak nampak) baik ketika tingkah rafa’,nashob maupun jer.

 

NADHOM 63,64

Orang arab itu mengira-ngirakan i’rob 3.yaitu i’rob rafa’,nashob dan jer pada semisal lafadz .. غُلاَمٌ    jika disandarkan pada ya’ mutakallim.

Ya’ mutakallim adalah : ya’ yang menunjukkan arti orang yang berbicara.

Seperti contoh :        جَاءَ غُلاَمِى , رَاَيْتُ غُلاَمِى , مَرَرْتُ بِغُلاَمِى

 

Huruf wawu yang ada pada lafadz ..    مُسْلِمِيٌّ   dan semisal lafadz tersebut itu disimpan dan tidak ditampakkan.

Huruf nun yang menjadi tanda i’rob rafa’ yang bertempat pada afa’lul khomsah yang bertemu nun taukid itu dikira-kirakan.

Seperti contoh :   لَتُبْلَوُنَّ

 

AL MU’ROBAT

NADHOM 65-76

.Kalimat yang di i’robi itu dibagi menjadi 2 :

      1.Kalimat yang di i’robi dengan harokat.

      2.Kalimat yang di i’robi dengan huruf.

Alamat asli i’rob rofa      adalah : dhommah.

Alamat asli i’rob nashob adalah : fatkhah.

Alamat asli i’rob jer         adalah: kasroh.

Alamat asli i’rob jazem   adalah : sukun.

      Kalimat yang ketika rafa’ di tandai dengan dhommah maka ketika tingkah nashob ditandai dengan fatkhah dan ketika tingkah jer ditandai dengan kasroh dan ketika tingkah jazem ditandai dengan sukun.

.Kalimat mu’rob yang ditandai dengan harokat itu ada 4 :

      1.isim mufod.

      2.jamak taksir.

      3.jamak muannas salim.

      4.fiil mudhorik yang akhirnya tidak bertemu dengan sesuatu.

.Kalimat mu’rob yang di tandai dengan huruf itu ada 4 :

      1.isim tasniyah.

      2.jamak mudzakar salim.

      3.asmaul khomsah.

      4.af’alul khomsah.

 

BAB ISIM MA’RIFAT DAN ISIM NAKIROH

NADHOM 77

Isim Nakiroh adalah : isim yang bisa dimasuki AL MUATSIROH(Al yang bisa merubah kalimat yang bisa dimasukinya yang asalnya isim nakiroh menjadi isim ma’rifat.

      Seperti contoh :     رَجُلٌ , مَرْأَةٌ

.Nakiroh artinya :  umum.

.Ma’rifat artinya :  khusus.

 

NADHOM 78

.Kalimat isim itu kalau tidak berupa isim nakiroh maka pasti berupa isim ma’rifat, karena tidak ada perkara ditengah-tengah antara keduanya.

 

NADHOM 79,80

Isim ma’rifat itu ada 6

Isim m a’

.Isim dhomir adalah: isim yang digunakan sebagai kata ganti dari makna isim dhohir.

.Isim dhomir itu dibagi menjadi 2 :

      1.dhomir muttasil (.ضَمِيْرْ مُتَّصِلْ..)

      2.dhomir munfasil (.ضَمِيْرْ مُنْفَصِلْ...)

.dhomir muttasil itu dibagi menjadi 2 :

      1.Dhomir muttasil mustatir.(..مُسْتَتِرْ.  ضَمِيْرْ مُتَّصِلْ)

      2.dhomir muttasil bariz. (بَارِزْ.ضَمِيْرْ مُتَّصِلْ..)

.Dhomir munfasil itu bentuknya pasti bariz.

.Dhomir Munfasil adalah : dhomir yang bisa berada dipermulaan kalam,dan bisa jatuh setelah ILLA seperti contoh ....أَنَا ,هُوَ ,اَنْتَ

Dhomir muttasil adalah : dlomir yang tidak bisa berada dipermulaan kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA

Seperti contoh .....ضَرَبْتُ

Dlomir mustatir itu terbagi menjadi 2 macam :

1.     mustatir wujub

2.     mustatir jawaz

 

 

*munfasil artinya : pisah

*muttasil  artinya : sambung

*bariz       artinya : jelas atau tampak

*mustatir  artinya : disimpan

*wujub     artinya : wajib

*jawaz      artinya : boleh

 

NADHOM 81

Isim ma’rifat yang kedua adalah : isim a’lam.

Isim a’lam itu dibagi menjadi 2. Yaitu :

            1.alam sakhs (    عَلَمْ شَخْصْ   )

            Seperti : nama manusia ,nama desa dan negara serta tempat-tempat tertentu.

            2.alam jinnis (    عَلَمْ جِنِسْ     )

            Seprti : nama kitab,kelompok hewan dan sekumpulan perkara tertentu.

NADHOM 82,83,84

Isim a’lam itu dibagi menjadi 3 macam. Yaitu :

            1.Alam kunyah (            عَلَمْ كُنْيَةْ       ) yaitu : isim alam yang diawwali dengan lafadz ummun atau abun

            Seperti contoh : ....اَبُوْ بَكْرٍى , اُمُّ عَمْرٍى

            2.Alam laqob              عَلَمْ لَقَبْ      ) yaitu : isim a’lam yang mengandung arti memuji atau mengejek.

            Seperti contoh : .... جَاءَ زَيْدٌ زَيْنُ الْعَابِدِيْنَ , جَاءَ خَالدٌ اَنْفُ النَّاقَةِ

            3.Alam asmo (                عَلَمْ اَسْمَا      ) yaitu : isim a’lam yang tidak mengandung arti memuji atau      menghina serta tidak di awwali dengan lafadz abun atau ummun.

            Seperti contoh : مُحَمَّدْ , عَائِشَةْ

NADHOM 85

Isim ma’rifat yang ke 3 yaitu isim isaroh (  ) 

Isim isyaroh adalah : isim yang digunakan untuk isyaroh (menunjuk ) pada seseorang atau suatu benda tertentu.

Contoh : ذَا     (مُفْرَادْ مُذَكَّرْ )        ذِىْ/تِى/تِلْكَ  ( مُفْرَادْ مُؤَنَّثْ)

      ذّانِ    (تَثْنِيَةْ مُذَكَّر)         تَانِ                   ( تَثْنِيَةْ  )              

 اُولَئِكَ (جَمَعْ مُذَكَّرْ)          اُولَئِكَ          (جَمَع مُؤَنَّثْ)               

Isim ma’rifat yang ke 4 yaitu isim mausul. Yaitu :

Contoh : اَللَّذِى     (مُفْرَادْ مُذَكَّرْ )        اَلَّتِى          ( مُفْرَادْ مُؤَنَّثْ)

     اَللَّذّانِ     (تَثْنِيَةْ مُذَكَّر)          اللَّتَانِ                ( تَثْنِيَةْ  )              

 اُلَّذِيْنَ    (جَمَعْ مُذَكَّرْ)           اَللَّاتِ          (جَمَع مُؤَنَّثْ)               

NADHOM 86

Isim ma’rifat yang ke 5 yaitu kalimat isim yang kemasukan Al mua’rrifah (                    ) al yang bisa merubah isim nakiroh menjadi isim ma’rifat.

Seperti contoh ....اَلرَّجُلُ , اَلْمَرْأَةُ

 

NADHOM 87,88

Isim ma’rifat yang ke 6 yaitu isim yang di mudhofkan pada salah satu dari isim ma’rifat 5(lima )  yang telah disebutkan diatas.

Contoh ....اِبْنِى , اِبْنُ زَيْدٍ , اِبْنُ ذِىْ , اِبْنُ الَّذِى , ضَرَبْتُهُ , اِبْنُ الْبَذِى

BAB FIIL

NADHOM 89

Fiil itu dibagi menjadi 3 macam. Yaitu :

1.fiil madhi adalah : kalimat yang menunjukkan arti pekerjaan dan bersamaan dengan zaman madhi (lampau)

Contoh..نَصَرَ,

2.fiil mudhori’ adalah : kalimat yang menunjukkan arti pekerjaan dan bersamaan dengan zaman khal (sekarang)

Atau zaman mustaqbal (akan datang )

Contoh .. يَنْصُر

3.fiil amar adalah : kalimat yang menunjukkan arti perintah untuk melakukan pekerjaan dan bersamaan dengan zaman mustaqbal (akan datang )

Contoh .. اُنْصُرْ

*zaman itu ada 3 macam. Yaitu :

            1.          مَاضِ      (lampau)

            2.         حَالْ     (sekarang)

            3.          مُسْتَقْبَلْ     (akan datang)

 

 

 

 

NADHOM 90,91

Fiil madhi itu dimabnikan fath (akhirnya di baca fatkhah) apabila tidak bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharirik  (      ضَمِيْرْ رَفَعْ مُتَحَرِّكْ   )dan tidak bertemu dengan wawu jamak (       وَاوُ جَمَعْ      )  

Contoh ... ضَرَبَ

Fiil madhi itu dibaca mati (sukun) apabila bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharrik (   ضَمِيْرْ رَفَعْ مُتَحَرّ      )

Contoh ...ضَرَبْنَ

Fiil madhi itu akhirnya dibaca dhommah apabila bertemu dengan wawu jamak.

Contoh ..ضَرَبُوْا

Fiil madhi yang bertemu dengan wawu jamak itu setelah wawu jamak harus ditambah Alif fariqoh.(  اَلِفْ فَارِقَةْ  )

Alif fariqoh adalah : alif yang membedakan antara wawu jamak dan wawu asal fiil.

NADHOM 92

Fiil amar itu pasti menempati salah satu dari 3 binak (           بِنَاءْ     ) yaitu :

1.mabni sukun

            Apabila ketika mudhori’nya adalah sokhikhul akhir (     صَحِيْحُ الْاخِرْ    ) 

            Contoh:         اِضْرِبْ   mudhori’nya يَضْرِبُ

2.mabni membuang nun

            Apabila bertemu dengan alif tasniyah, wawu jamak dan ya muannas mukhotobah.

            Contoh  اِضْرِبَا ,  اِضْرِبُوْا          :

3.mabni membuang huruf illat

            Apabila ketika mudhori’nya berupa mu’tal akhir.

            Contoh         اِرْمِ       mudhori’nya   يَرْمِى

*sokhikhul akhir adalah : akhirnya tidak berupa huruf illat.contoh .. يَضْرِبُ

*mu’talul akhir   adalah : akhirnya berupa huruf illat.contoh       ..   يَرْمِى

 

NADHOM 93,94

Fiil mudhori’ adalah : kalimat fiil yang huruf awwalnya berupa salah satu dari huruf mudhoroa’h

Contoh ..يَنْصُرُ  ,  اَنْصُرُ   

Huruf mudhoroa’h itu ada 4 yang terkumpul dalam lafadz     .اَنَيْتُ. (alif,nun,ya’,ta)

1.huruf hamzah itu menunjukkan arti mutakallim wakhdah (         مُتَكَلَّمْ وَحْدَهْ    )  orang yang berbicara .

2.huruf nun itu menunjukkan arti mutakallim maa’l ghoir (         مُتَكَلِّمْ مَعَ الْغَيرْ  )  artinya orang yang berbicara itu tidak sendirian atau mutakallim binafsih (         مثتَكَلِّمْ بِنَفْسِهْ       )  artinya orang yang berbicara itu sendirian tapi menggunakan nun untuk mengagungkan dirinya sendiri.

3.huruf ya itu menunjukkan arti ghoib.

4.huruf ta itu menunjukkan arti  mukhotobah (   غَائِبَةْ / مُخَطَبَةْ  )

 

NADHOM 95

Fiil mudhori’ yang tersusun dari fiil rubai maka huruf mudhoroahnya dibaca dhommah.

Contoh ..دَخْرَجَ – يُدَخْرِجُ  ,  اَكْرَمَ – يُكْرِمُ   

Adapun fiil mudhori’ selain dari fiil rubai’ maka huruf mudhoroahnya dibaca fatkahah.

Contoh .       . نَصَرَ – يَنْصُرُ        (ثُلاَثِى)

       اِحْمَرَّ – يَحْمَرُّ      ( رُبَاعِى)                    

 اَسْتَغْفَرَ – يَسْتَغْفِرُ   ( سُدَاسِى)                   

 

BAB I’ROBNYA KALIMAT FIIL

NADHOM 96

Fiil mudhori’ itu dibaca rofa’ apabila tidak kemasukan amil nawasib (nashob) atau amil jawazim (jazem)

Contoh . . يَضْرِبُ  . يَنْصُرُ

NADHOM 97,98,99

Fiil mudhori’ yang kemasukan amil nawasib itu harus di baca nashob.

Adapun amil nawasib itu ada 10. Yaitu :

1.lafadz        اَنْ     contoh  :  اَنْ يَضْرِبَ

2.lafadz        لَنْ    contoh  :  لَنْ يَضْرِبَ

3.lafadz            اِذَنْ   contoh  :  اِذًا اُكْرِمَكَ

4.lafadz          كَىْ     contoh  :  جِئْتُ كَىْ اَقْرَأَ الْقُرْاَنَ

5.lafadz          لَمْ كَىْ     contoh  :  جِئْتُ لِأَقْرَأَ الْقُرْاَنَ

6.lafadz           لَمْ جُحُوْدْ    contoh  :  لِيُعَذِّبَهُمْ

7.lafadz          حَتَّى     contoh  :  حَتَّى يَرْجِعَ

8.lafadz     اَوْ    menggunakan ma’na اَلَى / اِلاَّ   contoh  :  اَوْ يُسْلِمَ

9.lafadz      وَاوُ عَطَفْ / وَاوُ مَعِيَةْ    contoh  :  لَا تَرُمْ عِلْمًا وَتَتْرُكَ التَّعَبْ

10.lafadz     فَاءْ سَبَبِيَّةْ contoh  :  اِجْتَهِدْ فَتُرْزُقَ الْعِلْمَ

 

NADHOM 100-102

Fiil mudhori’ yang kemasukan amil jawazim itu harus dibaca jazem.

A’mil jawazim itu ada 16. Yaitu :                                               

 

1.lafadz      لَمْ    contoh  : 

2.lafadz        لَمَّا  contoh  : 

3.lafadz  اَمَرْ لَامْ        contoh  : 

4.lafadz        لاَنَهِى  contoh  : 

5.lafadz        اِنْ  contoh  : 

6.lafadz       اِذْمَا   contoh  : 

7.lafadz     مَنْ     contoh  : 

8.lafadz       مَا     contoh  : 

9.lafadz      مَهْمَا      contoh  : 

10.lafadz        مَتَى  contoh  : 

11.lafadz     اَيْنَ     contoh  : 

12.lafadz       اَيَّانَ   contoh  : 

13.lafadz        اَنَّى  contoh  : 

14.lafadz        حَيْثُمَا  contoh  : 

15.lafadz        كَيْفَمَا  contoh  : 

16.lafadz    اَيٌّ      contoh  : 

 

NADHOM 103

Amil jawazim in dan lafadz yang disamakan dengan in yang mengandung ma’na syarat itu bisa menjazemkan 2 fiil.

Fiil yang pertama disebut fiil syarat adapun fiil yang kedua disebut fiil jawab.

seperti contoh ....اِنْ تَقُمْ اَقُمْ , اِنْ قَامَ زَيْدٌ قَامَ بَكْرٌو 

 

 

NADHOM 104

Setiap lafadz yang menjadi jawabnya in dan teman-temannya yang seumpama tidak bisa dijadikan fiil syarat maka lafadz tersebut harus ditambah huruf fa’.adapun huruf fa’ ini disebut dengan fa’ jawab.

seperti contoh ...فَاَضْرِبْهُ . اِنْ قَامَ زَيْدٌ

 

 

 

 

BAB ISIM-ISIM YANG DIBACA RAFA’

NADHOM 105

Isim yang dibaca rafa’ itu ada 7 yaitu :

1.fail

2.naibul fail

3.mubtadak

4.khobar

5.isimnya kana dan saudaranya

6.khobarnya inna dan saudaranya

7.tabi’ (naa’t,a’thof,taukid,badal)

 

NADHOM 106

Fail adalah : isim yang dibaca rafa’ yang jatuh setelah fiil dan menjadi pelaku pekerjaan.

Seperti contoh .              .   قَامَ زَيْدٌ

ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا                            

NADHOM 107,108

Setiap fiil yang disandarkan pada fail yang berupa isim tasniyah atau jamak, maka fiil tersebut harus sepi dari tanda tasniyah ataupun jamak. (fiil tetap mufrod)

Seperti contoh ..

            1.mufrod  : جَاءَ زَيْدٌ      

            2.tasniyah : جَاءَ الزَّيْدَانِ 

            3.jamak     : جَاءَ الزَّيْدُوْنَ

 

NADHOM 109

Fail itu dibagi menjadi dua macam. Yaitu :

            1.fail isim dhohir (jelas)

            2.fail isim dlomir (disimpan)

Fail isim dhohir adalah : fail yang berupa isim yang menunjukkan ma’na tanpa mengandung arti takalum,khitob dan ghoibah

Seperti contoh ...جَاءَ زَيْدٌ

Fail isim dlomir adalah : fail yang berupa isim yang menunjukkan ma’na tertentu yang mengandung arti takallum,khitob dan ghoibah.

 

NADHOM 110,111

Fail isim dlomir itu ada 12(dua belas)macam.

Yaitu  قامَ           قَامَتْ         قُمْتَ        قُمْت         قُمْتُ       

قَامَا           قَامَتَا        قُمْتُمَا       قُمْتُمَا        قُمْنَا                   

قَامُوْا         قُمْنَ         قُمْتُمْ         قُمْتُنَّ                                

NADHOM 112,113

.Isim dhomir adalah: isim yang digunakan sebagai kata ganti dari makna isim dhohir.

.Isim dhomir itu dibagi menjadi 2 :

      1.dhomir muttasil

      2.dhomir munfasil

.dhomir muttasil itu dibagi menjadi 2 :

      1.Dhomir muttasil mustatir.

      2.dhomir muttasil bariz.

.Dhomir munfasil itu bentuknya pasti bariz.

.Dhomir Munfasil adalah : dhomir yang bisa berada dipermulaan kalam,dan bisa jatuh setelah ILLA seperti contoh ....هُوَ        هِيَ        اَنْتَ       اَنْتِ        اَنَا       

هُمَا        هُمَا        اَنْتُمَا      اَنْتُمَا       نَحْنُ                           

هُمْ        هُنَّ         اَنْتُمْ       اَنْتُنَّ                                        

Dhomir muttasil adalah : dlomir yang tidak bisa berada dipermulaan kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA

Seperti contoh .... قُمْنَا. قُمْتُ

Dlomir mustatir itu dibagi menjadi 2 macam :

1.     mustatir wujub

2.     mustatir jawaz

 

BAB NAIBUL FAIL

NADHOM 114

Naibul fail adalah : isim yang dibaca rafa’ yang menggantikan kedudukan fail ketika fail dibuang.

Seperti contoh .     .ضُرِبَ عَمْرٌو     menjadi ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا    

 

NADHOM 115

Fail yang bersamaan dengan masdar atau dhorof atau jer majrur,sedangkan fail tersebut tidak menyebutkan lafadz yang menjadi maful bihnya ,maka ketika fail dibuang ,masdar atau dhorof atau jer majrur itu bisa menjadi naibul fail.

Seperti contoh : ضُرِبَ يَوْمُ الْجُمْعَةِ , ضُرِبَ فِى الْبَيْتِ 

 

Fiil mabni ma’lum adalah : fiil yang bersamaan dengan fail.

Seperti contoh : ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا    

Fiil mabni majhul adalah : fiil yang bersamaan dengan naibul fail.

Seperti contoh : .     .ضُرِبَ عَمْرٌو     menjadi ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا    

 

NADHOM 116,117

Cara menjadikan fiil madzi mabni ma’lum menjadi fiil madzi mabni majhul adalah :

ضُمَّ اَوَّلُهُ وَكُسِرَ مَا قَبْلَ الْاَخِرْ   

Artinya : huruf awwal di dlommah dan huruf sebelum akhir di kasroh.

Seperti contoh :   ضُرِبَ      menjadi     ضُرِبَ  

Cara menjadikan fiil mudhori’ mabni ma’lum menjadi fiil mudhori’ mabni majhul adalah :

ضُمَّ اَوَّلُهُ وَفُتِحَ مَا قَبْلَ الْاَخِرْ    

Artinya : huruf awwal di dlommah dan huruf sebelum akhir di fatkhah.

Seperti contoh :  يَنْصُرُ      menjadi    يُنْصَرُ 

 

NADHOM 118

Setiap fiil madzi tsulasi mujarrod dari bina’ ajwaf, seperti contoh : بَاعَ  , قَالَ

Itu ketika disandarkan pada naibul fail, menurut pendapat yang mashur dikalangan orang arab adalah huruf awalnya dibaca kasroh.

Seperti contoh :    قَالَ      menjadi     قِيْلَ   ,   بَاعَ       menjadi      بِيْعَ

 

Akan tetapi sedikit pendapat yang mengatakan huruf awwalnya di baca dlommah.

Seperti contoh :   بُوْعَ , قُوْلَ

 

NADHOM 119,120

Naibul fail itu ada 2 macam. Yaitu ;

1.naibul fail isim dhohir.

Seperti contoh :       يَنْصُرُ زَيْدٌ عَمْرًا    menjadi        يُنْصَرُ عَمْرٌو

2.naibul fail isim dlomir.

Seperti contoh : دُعِيْتُ  ,  دُعِيْنَا

NADHOM 121

BAB MUBTADAK DAN KHOBAR

Mubtadak adalah : isim yang dibaca rafa’ yang jatuh dipermulaan kalam dan sunyi dari amil lafdzi.

Seperti contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ 

Yang merofa’kan mubtadak adalah Amil ma’nawi ibtidak.

NADHOM 122,123,124

Khobar adalah : isim yang dibaca rafa’ yang disandarkan pada mubtadak.

Seperti contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ 

Khobar itu harus mencocoki pada mubtadak dalamm beberapa hal, seperti dalam hal i’rob,mudzakar dan muannas,mufrod, tasniyah dan jamaknya,serta ma’rifat dan nakirohnya.

 

NADHOM 125,126,127,128

Mubtadak itu dibagi menjadi 2.

1.mubtadak isim dhohir contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ 

2.mubtadak isim dlomir contoh : هُوَ زَيْدٌ 

Isim dlomir yang bisa menjadi mubtadak itu hanya dlomir munfasil dan tidak bisa berupa dlomir muttasil.

Adapun dlomir munfasil yang bisa menjadi mubtadak itu ada 12,yaitu :

contoh ....هُوَ         هِيَ        اَنْتَ       اَنْتِ        اَنَا             

هُمَا        هُمَا        اَنْتُمَا      اَنْتُمَا       نَحْنُ                           

هُمْ        هُنَّ         اَنْتُمْ       اَنْتُنَّ                                        

 

NADHOM 129,130,131,132

Khobar itu dibagi menjadi 2.

1.khobar mufrod adalah : khobar yang tidak berupa jumlah atau menyerupai jumlah (  شِبْهُ الْجُمْلَةْ  )

Seperti contoh :  زَيْدٌ قَائِمٌ 

2.khobar ghoiru mufrod adalah : khobar yang berupa jumlah atau menyerupai jumlah (     شِبْهُ الْجُمْلَةْ    )

Khobar ghoiru mufrod itu ada 4 macam.

1.berkumpulnya kalimat fiil beserta fail atau naibul failnya (jumlah fi’liyah)

Seperti contoh : اِبْنِىْ قَرَأَ   

2.berkumpulnya mubtadak dan khobar (jumlah ismiyah)

Seperti contoh :  زَيْدٌ اَبُوْهُ قَارِئٌ  

3.dzorof.     seperti contoh : اَنْتَ عِنْدِى   

4.jer majrur.seperti contoh : زَيْدٌ فِى الدَّارِ

Khobar itu juga dibagi menjadi 2.

1.khobar jumlah adalah : khobar yang tersusun dari jumlah isimiyah atau jumlah fi’liyah

2.khobar yang menyerupai jumlah (    شِبْهُ الْجُمْلَةْ     ) adalah : khobar yang berupa dzorof atau jer majrur.

 

 

 

 

NADHOM 133

BAB KANA DAN SAUDARANYA

Pengamalan kana dan saudaranya adalah : merofa’kan mubtadak menjadi isim nya dan menashobkan khobar menjadi khobarnya.

Seperti contoh : كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا        menjadi     زَيْدٌ قَائِمٌ  

 

Amil nawasikh adalah : Amil yang merusak susunan mubtadak dan khobar.

Amil nawasikh itu ada 3.

1.kana dan saudaranya (  كَانَ وَاَخَوَاتُهَا  )

2.inna dan saudaranya. (  اِنَّ   وَاَخَوَاتُهَا  )

3.dzonna dan saudaranya. (  ظَنَّ وَاَخَوَاتُهَا  )

Amil nawasikh itu juga dibagi menjadi 2.

1.amil nawasikh sughro yaitu : kana,inna dan saudaranya.

2.amil nawasikh kubro yaitu : dzonna dan saudaranya.

 

NADHOM 134,135

Saudara-saudaranya kana itu mempunyai hukum yang sama dengan kana dalam hal pengamalannya,yaitu : merofa’kan mubtdak menjadi isimya dan menashobkan khobar menjadi khobarnya.

Saudara-saudaranya kana itu ada 12, yaitu :

.اَضْحَى , ظَلَّ , بَاتَ , اَمْسَى ,اَصْبَحَ , صَارَ , لَيْسَ , فَتِئَ , اِنْفَكَّ , زَالَ , بَرِحَ , دَامَ,

 

Seperti contoh    :     صَارَ زَيْدٌ قَائِمًا

 

 

 

NADHOM 136

Lafadz DAMA itu juga bisa mengamalkan mubtadak dan khobar sebagaimana kana,yaitu merofa’kan mubtadak menjadi isimnya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya dengan syarat didahului oleh MA masdariyyah.

Seperti contoh : مَادَامَ بَكْرٌو نَائِمًا

Ma masdariyyah adalah: ma yang digunakan untuk mengambil masdarnya lafadz yang dimasukinya dengan tujuan dijadikan ma’mulnya amil sebelumnya.

 

Fiil yang merofa’kan mubtadak menjadi isimnya dan menashobkan khobar menjadi khobarnya itu dibagi menjadi 2 ,yaitu :

1.beramal tanpa syarat,Jumlahnya ada 7. yaitu : .. اَضْحَى , ظَلَّ , بَاتَ , اَمْسَى ,اَصْبَحَ , صَارَ , لَيْسَ

2.beramal dengan syarat,

            A.harus didahului ma nafi,jumlahnya ada 4. Yaitu    :  فَتِئَ , اِنْفَكَّ , زَالَ , بَرِحَ

            B.harus didahului ma masdariyyaah,jumlahnya ada 1.yaitu : دَامَ 

 

NADHOM 137,138

Setiap kalimat yang bentuk kalimat tersebut berasal dari fiil madhinya kana atau salah satu dari saudaranya kana,baik dalam bentuk masdar atau selainnya,seperti fiil mudhori’,isim fail,fiil amar atau fiil nahi. Itu tetap bisa beramal seperti bentuk madhinya yaitu merofa’kan mubtadak menjadi isimnya dan menashobkan khobar menjadi khobarnya.

Seperti contoh : كُنْ صَدِيْقًا  ,   لاَتَكُنْ مُجَافِيًا   

 

NADHOM 139

BAB INNA DAN SAUDARANYA

Pengamalan INNA dan saudaranya adalah : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.

Seperti contoh :اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ 

 

NADHOM 140,141

Lafadz inna dan anna dalam kaidah bahasa arab itu mengandung makna taukid.

 Taukid adalah : menguatkan ma’na sebuah kalam dalam hati orang yang mendengarkannya.

Seperti contoh : اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ , اَنَّ زَيْدًا قَائِمٌ 

Lafadz Laita itu bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.

Lafadz laita yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna tamanni.

 Tamanni adalah : menginginkan sebuah perkara yang tidak mungkin terjadi.atau mungkin terjadi tetapi sangat sulit.

Seperti contoh :لَيْتَ لِى مَالاً فَأَحُجُّ بِهِ   ,   لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا  

 

NADHOM 142

Lafadz kaanna itu bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.

 

Lafadz kaanna yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna tasbih.

Tasbih adalah : menyamakan suatu perkara dengan perkara lain yang terdapat kesamaan dalam hal maknanya.

Seperti contoh : كَأَنَّ زَيْدًا اَسَدٌ 

 

Lafadz Lakinna itu bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.

Lafadz lakinna yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna istidrok.

 

Istidrok adalah : kalimat yang berfungsi untuk menghilangkan sebuah hukum perkataan yang mungkin disangka adanya atau tidak adanya.

Seperti contoh : زَيْدٌ شُجَاعٌ لَكِنَّهُ بَخِيْلٌ   

                     

 

NADHOM 143

Lafadz Laalla itu bisa beramal sebagaimana Inna,yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isim nya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya.

Lafadz laalla yang masuk pada mubtadak dan khobar itu mempunyai makna tarojji.

Tarojji adalah  : mengharapkan perkara yang disenangi.

Seperti contoh :لَعَلَّ الْعِلْمَ مَرْزُوْقٌ لِى وَلِأِخْوَانِى    

Dan mengandung arti tawaqqu’.

Tawaqqu’ adalah : menakut-nakuti dengan perkara yang dibenci.

Seperti contoh :لَعَلَّ الْأَمِيْرَ قَادِمٌ          

 

NADHOM 144

BAB DZONNA DAN SAUDARANYA

Pengamalan dzonna dan saudaranya adalah : menashobkan mubtadak dan khobar serta menjadikan keduanya menjadi mafulnya dzonna.

Seperti contoh :ظَنَنْتُ زَيْدًا قَئِمًا  

 

NADHOM 145-147

Lafadz yang mustaq dari dzonna dan saudaranya itu juga bisa beramal sebagaimana dzonna.

Seperti contoh :     اجْعَلْ لَنَا هَذَا الْمَكَانَ مَسْجِدًا

Lafadz dzonna dan saudaranya itu disebut Amil nawasikh kubro karena merubah mubtadak dan khobar yang asalnya rofa’ menjadi nashob keduanya.

Lafadz dzonna dan saudaranya itu dibagi menjadi 3,yaitu :

1.Afa’l rujhan (       رُجْحَانْ    ) bermakna menyangka,yaitu : ظَنَّ , خَالَ , حَسِبَ , زَعَمَ 

2.Afa’l yaqin  (       يَقِيْنْ      ) bermakna meyakinkan,yaitu :  رَأَى , وَجَدَ , عَلِمَ   

3.Afa’l shoiruroh (    صَيْرُوْرَةْ    ) atau Afa’l tahwil (   تَحْوِيْلْ    ) yaitu :جَعَلَ , اِتَّخَذَ 

 

NADHOM 148

                         BAB NA’AT

Naat adalah : lafadz yang mengikuti lafadz sebelumnya dalam hal i’robnya,yang berfaidah memperjelas ketika berbentuk isim ma’rifat atau mengkhususkan ketika berbentuk isim nakiroh.

Naat itu dibagi menjadi 2,yaitu :

1.Naat haqiqi adalah : naat yang merofa’kan isim dlomir yang kembali pada man’ut.

Contoh : جَاءَ رَجُلٌ عَالِمٌ  

2.Naat sababi adalah : naat yang merofa’kan isim dhohir yang bersandar pada dlomir yang kembali pada man’ut.

Contoh : جَاءَ رَجُلٌ عَالِمٌ اَبُوْهُ 

Naat itu juga disebut sifat.

Man’ut juga disebut mausuf (isimyang disifati)

 

NADHOM 149-152

Naat itu pasti mengikuti man’ut dalam 4 perkara dari 10 perkara,yaitu :

  1. Rafa’,nashob atau jernya.
  2. Mufrod,tasniyah atau jamaknya.
  3. Mudzakar atau muannasnya.
  4. Ma’rifat atau nakirohnya.

Seperti contoh :

جَاءَ الْغُلاَمُ الْفَاضِلُ   , جَاءَ رَجُلٌ عَالِمٌ      

 

NADHOM 153

Setiap ada Naat yang merofa’kan isim dlohir yang mudhof pada dlomir yng kembali pada man’ut(sifat sababi), maka naat tersebut pasti mufrod ,walaupun man’utnya tidak termasuk lafadz yang mufrod dalam arti berupa tasniyah ataupun jamak.

Seprti contoh ..جَاءَ الزَّيْدَانِ اَلْعَالِمُ اَبُوْهُمَا

 

 

NADHOM 154-156

Sifat sababi itu harus cocok dengan isim dhohir yang menjadi ma’mul marfu’nya dalam hal muannas dan mudzakarnya,walaupun tidak cocok dengan mausufnya.

Naat sababi itu harus ikut pada mausufnya dalam 2 perkara dari 5 perkara,yaitu :

  1. Rafa’,nashob atau jernya.
  2. Ma’rifat atau nakirohnya.

Seperti contoh :

 

           

BAB ’ATHOF

NADHOM 157

Ketika ada lafadz yang dijadikan ma’thuf maka pasti akan mengikuti ma’thuf alaihnya dalam segi i’robnya, yaitu : rafa’,nashob,jer dan jazemnya.

            Seperti contoh .....جَاءَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو    (رفع)     

                                 رَاَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا   (نصب)                                               

مَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍى   (جير)                                               

NADHOM 158-161

Lafadz yang menjadi ma’thuf itu bisa berupa kalimat isim atau berupa kalimat fiil, dengan ketentuan apabila ma’thuf  itu berupa kalimat isim maka ma’thuf alaih juga harus berupa kalimat isim ,dan apabila ma’thuf itu berupa kalimat fiil maka ma’thuf alaih juga harus berupa kalimat fiil.

Seperti contoh جَاءَ زَيْدٌ  ثُمَّ عَمْرٌو (اِسِمْ)   

فِئَةٌ لَمْ يَأْكُلُوْا اَوْ يَحْضُرُوْا   (فِعِلْ)                        

Ma’thuf itu harus menggunakan perantara huruf ’athof.

Adapun huruf ’athof itu ada 10. Yaitu : وَاوُ , فَاءْ , اَوْ , اَمْ , ثُمَّ  حَتَّى , بَلْ , لاَ , لَكِنْ , اِمَّا    

 

Apabila ma’thuf tidak menggunakan salah satu dari huruf ’athof tersebut maka kalimat fiil tidak bisa menjadi ma’thuf,seperti ketika ’athofnya berupa ’athof bayan.

 

BAB TAUKID

NADHOM 162-163

Taukid adalah : lafadz yang mengikuti lafadz sebelumnya dalam hal i’robnya,dengan tujuan untuk menghilangkan salah penafsiran makna atau arti yang tidak menjadi maksud dari lafadz yang diikuti(muakkad)

Seperti contoh .  .    جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ

Kalimat isim itu bisa bisa diberi taukid(dikukuhkan maknanya) dengan lafadz yang bisa digunakan untuk taukid(untuk mengukuhkan makna)

Lafadz yang digunakan mengukuhkan(muakkid) itu harus ikut pada lafadz yang dikukuhkan(muakkad)

Dalam 2 perkara dari 4 perkara,yaitu :

  1. Rafa’,nashob atau jernya.
  2. Ma’rifatnya.

Kalau dalam permasalahan nakiroh itu tidak berlaku dalamk bahasa arab,sebab semua lafadz taukid itu harus ma’rifat.

Taukid itu ada 2 macam, yaitu :

  1. Taukid ma’nawi adalah : mengukuhkan makna dengan menggunakan lafadz-lafadz tertentu.maksudnya adalah ada lafadz tersendiri yang digunakan untuk taukid.

seperti contoh...... جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ

  1. Taukid lafdzi adalah : mengukuhkan makna dengan cara mengulangi lafadz tersebut atau dengan menyebutkan lafadz yang mempunyai arti sama dengan lafadz yang akan diberi taukid.

seperti contoh ..... اِنْتَهَى اِنْتَهَى , نَعَمْ نَعَمْ

 

NADHOM 164-167

Lafadz yang digunakan untuk taukid itu ada 4,yaitu : 

1.     Nafsun   contoh ... جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ

2.     A’inun   contoh ..رَأَيْتُ زَيْدًا عَيْنَهُ

3.    Kullun   contoh ....اَرَى جَيْسَ الْأَمِيْرِ كُلَّهُ

4.     Ajmau   contoh ... طُفْتُ حَوْلَ الْقَوْمِ اَجْمَعِيْنَ

Tidak diperbolehkan menggunakan taukid selain dari keempat lafadz di atas, kecuali lafadz yang mengikuti ajmau seperti lafadz    .......اَكْتَعَ , اَبْتَعَ , اَبْصَعَ

 

NADHOM 168

Setiap lafadz yang akan dikokohkan maknanya(di taukidi) itu bisa dengan cara mengulang lafadz tersebut atau dengan menyebutkan lafadz yang mempunyai arti sama dengan lafadz yang akan diberi taukid. Yang demikian ini disebut taukid lafdzi.

Seperti contoh .. ..... اِنْتَهَى اِنْتَهَى , نَعَمْ نَعَمْ

Taukid lafdzi itu bisa berupa kalimat isim,kalimat fiil atau kalimat huruf.

Seperti contoh :

Kalimat isim ... , نَعَمْ نَعَمْ

Kalimat fiil ..... اِنْتَهَى اِنْتَهَى

Kalimat huruf .....بِهِ بِهِ           

 

BAB BADAL

NADHOM 169-170

 

BADAL adalah : setiap ada kalimat yang bersama/bersanding dengan kalimat lain,sedangkan kalimat tersebut tidak disambung dengan huruf athof,dengan tujuan agar bisa ditetapkan hukum padanya.

Badal itu harus mengikuti mubdal minhu dalam hal i’robnya,badal itu bisa berupa kalimat isim atau berupa kalimat fiil dengan catatan jika badal berupa kalimta isim maka mubdal minhu harus berupa kalimat isim dan apabila badal berupa kalimat fiil maka mubdal minhu harus berupa kalimat fiil.

 

Tarkib badal itu ada 5 macam,yaitu :

1.badal kun minkul adalah : setiap ada badal yangh ma’na dari badal itu merupakan ma’na dari mubdal minhunya, seperti contoh.    جَاءَ زَيْدٌ اَخُوْكَ                 

  (zaid telah datang ,yairu saudara kamu)

Badal kun minkul itu juga disebut badal muthobiq (     بَدَلْ مُطَابِقْ    )

 

2.badal ba’dlu minkul adalah : setiap ada badal yang ma’nanya badal tersebut adalah sebagian dari mubdal minhunya,seperti contoh   اَكَلْتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ   

   (saya makan roti yakni 1/3 nya)

 

3.badal istimal adalah : setiap ada badal yang maknanya badal tersebut masuk dalam makna dari m ubdal minhunya.seperti contoh        وَصَلَ الَى زَيْدٍ عَلْمِهِ     

     (telah sampai kepada zaid yakni ilmunya)

 

4.badal gholath adalah : setiap ada badal yang penyebutnya mubdal minhu tidak dituju oleh orang yang berbicara.seperti contohرَكِبْتُ بَكْرًا الْفَرَسَ      

 

5.badal idhrob adalah : Setiap ada badal yang dalam penyebutan badal tersebut setelah orang yang berbicara dengan sengaja mentebutkan mubdal minhu dalam arti antar badal dan mubdal minhu sama-sama menjadi tujuan orang yang berbicara.seperti contoh    جَاءَ زَيْدٌ بَكْرٌو                              

(zaid,bakar datang)

 

 

BAB ISIM-ISIM YANG DIBCA NASHOB

NADLOM 176

Isim-isim yang dibaca nashob itu ada 13, Yaitu :

1. khobarnya Kana dan saudaranya.

2. isimnya Inna dan saudaranya.

3. kedua mafulnya Dzonna dan saudaranya.

4. mafu’l bih.

5. masdar

6. dhorof

7. khal

8. tamyis

9. istisna

10. isimnya La

11. nida

12. mafu’l liajlih

13. mafu’l maa’h

 

Dari ke 13 isim yang dibaca nashob diatas yang 3 sudah dijelaskan di atas. Yaitu :

1. khobarnya Kana dan saudaranya.

2. isimnya Inna dan saudaranya.

3. kedua mafulnya Dzonna dan saudaranya.

Dalam bab ini Nadlim akan menerangkan ma’mul mansub yang hanya tinggal 10.

 

BAB MAFUL BIH

NADLOM  177-178

Dari ma’mul mansub yang tinggal 10.yang pertama adalah maf’ul bih.

Maf’ul bih adalah : isim yang dibaca nashob yang kejatuhan pekerjaannya fail.

contoh ... زَيْدٌ عَمْرًا نَصَرَ 

 

NADLOM 179

Maful bih itu terbagi menjadi 2, yaitu :

1.Maful bih isim dhohir

2.Maful bih isim dlomir

 

NADLOM 180-181

Maful bih isim dlomir itu terbagi menjadi 2,yaitu :

1.Maful bih isim dlomir muttasil

Seperti contoh ....جَاءَنِى , جَاءَنَا , ضَرَبْتُهُ , ضَرَبْتُكَ

 

2.Maful bih isim dlomir munfasil

Seperti contoh ....ضَرَبْتُ اِيَّاهُ , ضَرَبْتُ اِيَّاكَ

 

.Dhomir Munfasil adalah : dhomir yang bisa berada dipermulaan kalam,dan bisa jatuh setelah ILLA.

Dhomir muttasil adalah : dlomir yang tidak bisa berada dipermulaan kalam dan tidak bisa jatuh setelah ILLA

 

NADLOM 182-183

Maful bih isim dlomir munfasil itu ada 12.yaitu :

 

اِيَّاهُ        اِيَّاهَا      اِيَّاكَ       اِيَّاكِ      اِيَّايَ

اِيَّاهُمَا     اِيَّاهُمَا     اِيَّاكُمَا      اِيَّاكُمَا        

اِيَّاهُمْ       اِيَّاهُنَّ      اِيَّاكُمْ      اِيَّاكُنَّ         

 

جَاءَهُ         جَاءَهَا        جَاءَكَ        جَاءَكِ       جَاءَنِى

جَاءَهُمَا      جَاءَهُمَا      جَاءَكُمَا      جَاءَكُمَا       جَاءَنَا

جَاءَهُمْ       جَاءَهُنَّ       جَاءَكُمْ       جَاءَكُنَّ              

 

Lafadz Maful bih isim dlomir muttasil diatas itu hanya sekedar contoh.jadi lafadz-lafadz yang lain itu juga bisa diqiyaskan (disamakan) dengan lafadz-lafadz tersebut

BAB MASDAR

NADLOM 184-185

Masdar adalah : Isim yang dibaca nashob yang jatuh pada urutan ketiga dari tasyrifnya fiil madli.

 Seperti contoh :  نَصْرًا              ضَرَبَ – يَضْرِبُ  -  ضَرْبًا     نَصَرَ - يَنْصُرُ

Masdar itu juga disebut dengan maful muthlaq.

Maful muthlaq adalah : Isim yang dibaca nashob yang jatuh pada urutan ketiga dari tasyrifnya fiil madli.

Yang menashobkan masdar adalah fiilnya yang dikira-kirakan.

 

NADLOM 186-188

Masdar itu dibagi menjadi 2. Yaitu :

1.Masdar lafdzi adalah : masdar yang cocok dengan fiilnya dalam lafadz dan maknanya.

seperti contoh :     قُمْ     قِيَامًا     

2.Masdar ma’nawi adalah : masdar yang cocok dengan ma’na fiilnya saja.

 seperti contoh : قُمْ    وُقُوْفًا     

BAB DZOROF

NADLOM 189-190

Dzorof adalah : isim zaman atau isim makan yang dibaca nashob yang mengira-ngirakan ma’na ‘fi’ (didalam)

Menurut orang arab.

Apabila dzorof itu berupa dzorof makan maka wajib berupa isim mubham,dan apabila dzorof itu berupa dzorof zaman maka boleh secara mutlaq,maka hendaklah keterangan ini diketahui.

 

NADLOM 191-194

Yang menashobkan dzorof adalah fiil yang bersamanya.

Seperti contoh :

سِرْتُ مَيْلاً , اِعْتَكَفْتُ اَشْهُرًا , اَوْ لَيْلَةً اَوْ يَوْمًا اَوْ سِنِيْنًا , اَوْ مُدَّةً , اَوْ جُمْعَةً , اَوْ حِيْنًا                                                ,                                                                                

 قُمْ صَبَاحًا اَوْ مَسَاءً اَوْ سَحَرًا اَوْ غُدْوَةً اَوْ بُكْرَةً اِلَى السَّحَرِ                                                                              ,                                                                                                        اَوْ لَيْلَةَ الْإِثْنَيْنِ , اَوْ يَوْمَ الْأَحَدِ , اَوْ صُمْ غَدًا , اَوْ سَرْمَدًا اِلَى الْأَبَدِ                                                                      ِ                                                                                          NADLOM 195-198

Contoh dzorof isim makan adalah :

 

سِرْ اَمَامَهُ اَوْ خَلْفَهُ , وَرَاءَهُ , قُدَامَهُ , يَمِيْنَهُ , شِمَالَهُ ,تِلْقَاءَهُ اَوْ فَوْقَهُ , اَوْ تَحْتَهُ , اِزَاءَهُ اَوْ مَعَهُ اَوْ حِذَاءَهُ اَوْ عِنْدَهُ اَوْ دُوْنَهُ , اَوْقَبْلَهُ , اَوْبَعْدَهُ , هُنَاكَ , ثَمَّ , فَرْسَخًا , بَرِيْدًا , وَهَهُنَا , قِفْ مَوْقِفًا سَعِيْدًا .                                                                       BAB KHAAL

NADLOM 199-201

Khal adalah : isim sifat yang dibaca nashob yang datang untuk menjelaskan keadaan yang samar.

Khal itu harus berupa isim nakiroh dan kebanyakan khal itu berada di akhir.

Seperti contoh: جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا مَلْفُوْفًأ   

صَاحِبُ الْحَالْ/ذُوْالْحَالْ – زَيْدٌ                    

حَالْ – رَاكِبًا                  

NADLOM 202-203

Khal itu terkadang berada dipermulaan kalam,dan terkadang khal itu terkadang berupa isim jamid yang di ta’wil.contoh :   زَيْدٌ اَسَدًا اى مُشْتَبِهًا بِالْاَسَدِجَاءَ

Shohibul khal yang yang ditetapkan itu wajib berupa isim ma’rifat,tapi terkadang shohibul khal itu berupa isim nakiroh.

 

BAB TAMYIZ

NADLOM 204-205

Tamyiz adalah : isim yang dibaca nashob yang menjelaskan nisbat atau dzatnya jinis yang samar.

Seperti contoh :  اِنْصَبَّ زَيْدٌ عَرَقًا ,  وَقَدْ عَلَا قَدْرًا ,  وَلَكِنْ اَنْتَ اَعْلَى مَنْزِلًا       

 

Tamyiz itu dibagi menjadi 2.yaitu :

1.tamyiz dzat

2.tamyiz nisbat

 

NADLOM 206-208

 Dan seperti contoh :

 

اِشْتَرَيْتُ اَرْبَعًا نِعَاجًا           (Saya membeli 4 kambing)

 

 اِشْتَرَيْتُ اَلْفَ رِطْلٍ سَاجًا    (Saya membeli 1000 kati kayu jati)

 

 بِعْتُهُ مَكِيْلًةً اَرُزًّا               (Saya menjual kepadanya satu takar beras)

 

Tamyiz itu harus berupa isim nakiroh (tidak boleh dari isim ma’rifat )

Tamyiz itu harus berada di akhir dengan mendahulukan Amilnya.

 

BAB ISTISNA’

NADLOM 209

Kecualikanlah dengan huruf istisna’, lafadz (mustasna) yang hukumnya dikeluarkan dari kalam.tapi dalam lafadznya,lafadz tersebut masih masuk.

Istisna’ adalah : mengeluarkan lafadz (mustasna) dari hukumnya lafadz sebelumnya (mustasna minhu) dengan menggunakan adat istisna’ (huruf istisna’)

Seperti contoh :   قَامَ الْقَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا 

 

NADLOM 210-212

Lafadz istisna’(huruf istisna’) yaitu :  اِلاَّ , غَيْرُ , سِوًى , سَوًى , سَوَاءً , خَلاَ , عَدَا , حَاشَا  

 

Mustasna dengan lafadz ILLA itu harus dibaca nashob jika berupa kalam tam mujab.

Seperti contoh :  قَامَ كُلُّ الْقَوْمِ اِلاَّ وَاحِدًا ,  وَقَدْ رَاَيْتُ الْقَوْمِ اِلاَّ وَاحِدًا

Kalam tam adalah : kalam yang menyebutkan mustasna minhu.

Kalam mujab adalah : kalam yang tidak dimasuki nafi atau sibhun nafi.

 NADLOM 213-215

Mustasna yang menggunakan adat ‘ILLA’ itu jika berada pada kalam Tam Manfi maka Mustasna boleh dibaca 2 macam.

1.     Dibaca Rafa menjadi badal.

Seperti contoh :  لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ جَعْفَرُ

2.     Dibaca Nashob menjadi istisna.

 Seperti contoh    :   لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ بَعِيْرًا

Tetapi yang lebih baik itu dibaca rofa (menjadi badal) apabila berupa istisna’ muttasil.

Seperti contoh :  لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ جَعْفَرُ

Dan lebih baik dibaca nashob (menjadi istisna) apabila berupa istisna munqothi’.

Seperti contoh    :   لَنْ يَقُوْمَ الْقَوْمُ اِلاَّ بَعِيْرًا

 

Istisna muttasil adalah : istisna yang mustasnanya merupakan bagian dari mustasna minhu.

Istisna munqothi’ adalah : istisna yang mustasnanya tidak merupakan bagian dari mustasna minhu.

 

NADLOM 216-217

Jika kalamnya berupa kalam naqis,maka lafadz  ‘illa’ tidak berfungsi dan tidak bisa beramal.adapun i’robnya mustasna tergantung tuntutan Amilnya.

Seperti contoh :لاَ اَرَى اِلاَّ اَخَاكَ مُقْبِلاً ,  لَمْ يَقُمْ اِلاَّ اَبُوْكَ اَوَّلاً  

 

Kalam naqis adalah : kalam yang belum menyebutkan mustasna minhu dan pasti berbentuk manfi.

 

NADLOM 218-219

Mustasna itu boleh dibaca jer secara mutlak apabila jatuh setelah huruf istisna yang tersisa :                                           

                          غَيْرُ , سِوًى , سَوًى , سَوَاءً , خَلاَ , عَدَا , حَاشَا            

Dan juga boleh dibaca nashob bagi orang yang menghendaki dengan .. مَا خَلاَ , مَا عَدَا , مَا حَاشَا            

Seperti contoh : جَاءَنِى قَوْمٌ مَاعَدَا زَيْدًا ,  جَاءَنِى قَوْمٌ غَيْرَ زَيْدٍ ,

 

BAB ‘LA’  YANG BERAMAL SEBAGAIMANA AMALNYA ‘INNA’

NADLOM 220-222

Lafadz ‘LA’ itu bisa beramal sebagaimana ‘Inna’ yaitu : menashobkan mubtadak menjadi isimnya dan merofa’kan khobar menjadi khobarnya. Dan nashobkanlah isim nakiroh yang bertemu langsung dengan ‘LA’

Baik yang berupa mudlof atau yang serupa dengan mudlof.

Seperti contoh :   لاَ غُلاَمَ حَضِرٍ مُكَافِيْ

Akan tetapi apabila lafadz “LA’ itu diulang-ulang maka boleh mengamalkan La dan boleh tidak mengamalkannya (               اِلْغَاءْ  )

 

NADLOM 223-224

Apabila “LA’ diulang-ulang dan isimnya La itu berupa isim mufrod(tidak mudlof)  maka isimnya La wajib dimabnikan Nashob karena menjadi tersusun dengan La,atau boleh dirofa’kan dengan tanwin.

Seperti contoh : لاَاَخَ وَلاَ اَبَ

Lafadz        اَبٌ    itu juga boleh dinashobkan.

Dan jika kamu merofa’kan lafadz    اَخٌ  maka janganlah kamu menashobkan lafadz    

 

 NADLOM 225-226

Dan jika kamu mema’rifatkan isimnya LA atau LA dipisah dari isimnya maka isimnya LA wajib dibaca Rofa’ dan ditanwin serta LA wajib diulang-ulang.

Seperti contoh :

لاَ لَنَا عَبْدٌ وَلاَ مَا يُدَّخَرُ , لاَ عَلِيٌّ حَاضِرٌ وَلاَ عُمَرُ  

 

BAB NIDA’

NADLOM 227-228

Tarkib Munada adalah : isim yang bertemu dengan salah satu huruf nida’ atau isim yang kemasukan huruf Nida’

Huruf nida’ yaitu :     ( مُنَادَى مَنْدُوبْ )     وَا

                     (  بَعِيْدْ  )            اَ ,  اَيْ                           

 (قَرِيْبْ )  أَ , اَيْ ,  هَيَا  ,  اَيَا  ,  يَا                  

Tarkib Munada itu ada 5 yaitu :

1.     Mufrod A’lam contoh :  يَاعَلِيُّ  

2.     Nakiroh Maqsudah artinya ketika dibuat munada isim tersebut dimaksudkan untuk menetapi(mengandung) satu arti dari beberapa arti isim nakiroh. Contoh : يَاغُلاَمُ   

3.     Nakiroh ghoiru maqsudah contoh : يَاغَافِلاً  

(yang dimaqsudkan adalah semua orang yang lupa tidak tertentu pada satu orang )

4.     Mudlof  contoh :يَاكَاشِفَ الْبَلْوَى   

5.     Sibhul mudlof contoh : يَالَطِيْفًا بِالْعِبَادِ

 

NADLOM 229-232

Dua munada yang awwal (mufrod alam dan nakiroh maqsudah) itu hukumnya adalah wajib dimabnikan menurut alamat rofa’nya sebagaimana keterangan yang telah diketahui,dengan tanpa ditanwin secara mutlak, adapun munada yang tersisa (nakiroh maqsudah,mudlof,sibhul mudlof) itu hukumnya adalah wajib dinashobkan.

Adapun contoh macam-macam munada itu sudah disebutkan diatas.

 

BAB MAFUL MIN AJLIH

NADLOM 233-235

Maful min Ajlih adalah : masdar yang dibaca nashob yang datang untuk menjelaskan alasan terjadinya sesuatu pekerjaan.

Seperti contoh : قَامَ زَيْدٌ اِجْلاَلاً لِعَمْرٍى 

Maful minAjlih itu juga disebut Maful liAjlih dan Maful lah.

Syaratnya isim boleh dibaca nashob menjadi maful min Ajlih adalah :

1.harus berupa masdar.

2.harus berupa pekerjaan qolbi (hati)

3.failnya/pelakunya harus satu

4.zamannya harus sama dengan zaman amilnya.

5.harus berfaidah ta’lil (alasan terjadinya pekerjaan)

 

BAB MAFUL MAAH

NADLOM 236-238

Maful Maa’h adalah : isim yang dibaca nashob yang jatuh setelah wawu maiyah yang menjelaskan sesuatu yang dilakukan bersamaan dengan sesuatu pekerjaan.

Seperti contoh : سِرْتُ وَالْأَمِيْرَ لِلْقُرَى   ,    اَلْأَمِيْرُ قَادِمٌ وَالْعَسْكَرَ  

Maful Maa’h itu syaratnya harus jatuh setelah wawu maiyah dengan syarat lafadz sebelumnya itu berupa jumlah (ismiyah/fi’liyah)

Amil yang menashobkan maful maah adalah fiilnya atau lafadz yang serupa dengan fiil yang jatuh sebelum wawu.

 

BAB ISIM YANG DIBACA JER

NADLOM  239

Isim yang dibaca jer itu ada 3. Yaitu :

1.isim yang dijerkan dengan huruf jer. Contoh :بِسْمِ 

2.isim yang dijerkan dengan idlofah. Contoh :بِسْمِ اللَّهِ  

3.isim yang ikut pada isim yang dibaca jer. Contoh : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ  

 

NADLOM 240-242

Huruf jer adalah : lafadz

مِنْ , اِلَى , عَنْ , عَلَى , فِى , رُبَّ ,  بَاءْ , كَافْ , لاَمْ

حُرُوْفْ قَسَمْ (وَاوُ , بَاءْ , تَاءْ )   مُذْ , مُنْذُ , وَاوُ  ,  رُبَّ

Seperti contoh : رُبَّ رَجُلٍ لَقِيْتُهُ  ,  مَرَرْتُ بِزَيْدٍ  

 

BAB IDLOFAH

NADLOM 243-244

Idlofah adalah : menyandarkan satu lafadz pada lafadz lain yang menyebabkan lafadz yang kedua dibaca jer.

                         / menggabungkan dua lafadz atau lebih menjadi satu.

Seperti contoh :كِتَابُ زَيْدٍ  ,  غُلاَمُ زَيْدٍ  ,  اَمَامَ الْمَدْرَسَةِ 

Lafadz yang pertama disebut mudlof dan lafadz yang kedua disebut mudlof ilaih.

Mudlof adalah : lafadz yang disandarkan pada lafadz lain. Contoh .  غُلاَمُ زَيْدٍ 

Mudlof ilaih adalah : lafadz yang disandari oleh lafadz lain. Contoh ..  غُلاَمُ زَيْدٍ 

Nun(jama’ atau tasniyah) atau tanwin yang ada pada mudlof itu harus dibuang.

Seperti contoh.

Mudlof ilaih itu harus dibaca jer. Contoh..

اَهْلُوْنَ نَا               اَهْلُوْنَ    

اَهْلٌ كُمْ                 اَهْلُكُمْ     

NADLOM 245-246

Idlofah itu ada yang mengira-ngirakan ma’na nya :

1.         فِىْ    Contoh .(مَكْرٌ فِى الَّيْلِ )  مَكْرُ الَّيْلِ 

(apabila mudlof ilaih itu menjadi dlorof bagi mudlof) 

2.       مِنْ     Contoh)  اِنَاءُ زُجَاجٍ    .    (اِنَاءٌ مِنْ زُجَاجٍ

(apabila mudlof itu termasuk jenis dari mudlof ilaih)

3.        لاَمْ    Contoh. (غُلاَمٌ لِزَيْدٍ ) غُلاَمُ زَيْدٍ  

(selain kedua ketentuan diatas)

 

NADLOM 247

Adapun hukum-hukumnya tabi’(naa’t,athof,taukid,badal) itu sudah disebutkan secara jelas dalam tawabi’ Bab Marfua’tul Asma.

 

PENUTUP

NADLOM 248

Kiyai nadlim berkata “wahai Allah tuhanku,berikanlah belas kasihmu kepada kami,agar kami semua bisa mengikuti jalan kebenaran dan petunjukmu,yang menjadi sebab kami bisa naik pada derajat yang lebih tinggi.

 

NADLOM 249-251

Dan pada bulan jumadil akhir tahun 976 H,telah sempurna pembuatan nadlom untuk kitab muqoddimah ini(matan jurmiyah) ,dengan nadlom yang berjumlah ¼ nya 1000,yang mencukupi bagi orang yang mengukuhkannya,

Yang dinadlomkan oleh orang yang sangat butuh rohmatnya Alloh,yaitu : syeh syarofuddin yahya Al imrithi,yang mempunyai sifat lemah,sembrono dan lalai.


NADLOM 249-251

Segala puji adalah bagi Alloh selama lamanya atas anugerah dan nikmatnya yang sangat agung,sholawat dan salam adalah yang paling utama,semoga tetap terhaturkan kepada nabi yang terpilih,nabi yang mulia yaitu nabi muhammad serta kepada sahabatnya dan  keluarganya yang merupakan ahli taqwa,ahli ilmu,dan ahli kesempurnaan.